• Tentang Kami
  • Sitemap
Jumat, April 16, 2021
No Result
View All Result
SUBSCRIBE
Harian Papua
25 °c
Jayapura
  • Berita Papua
    mesak nawipa

    Mahasiswa Papua Meninggal Dalam Pesawat

    Mengenang Tragedi “Uncen Berdarah”

    Mengenang Tragedi “Uncen Berdarah”

    susi air

    Penerbangan Menuju Puncak Jaya Dihentikan

    Mampir ke Nabire, Jangan Lupa Beli Jeruknya

    Mampir ke Nabire, Jangan Lupa Beli Jeruknya

    SD sorong

    Aktivitas SD di Sorong Dibubarkan Aparat Satgas Covid-19

    KRI Tarakan 905

    KRI Tarakan-905 Tiba di Sorong

    Space X

    Masyarakat Biak Marah Presiden Jokowi?

  • Nasional
  • Internasional
  • Berita Unik
  • Teknologi
  • Wisata dan Kuliner
    telaga sarawandori

    Kalau ke Serui, Jangan Lupa Mampir di Telaga Sarawandori

    Yen Beba, Serpihan Surga di Kabupaten Manokwari

    Yen Beba, Serpihan Surga di Kabupaten Manokwari

    Pantai Harlem, Kesederhanaan Dan Kekayaan Lain Alam Papua

    Pantai Harlem, Kesederhanaan Dan Kekayaan Lain Alam Papua

    Satu Lagi Keajaiban Papua, Telaga Biru Wopersnondi di Biak Timur

    Satu Lagi Keajaiban Papua, Telaga Biru Wopersnondi di Biak Timur

    Keindahan Alam dan Harmonisasi Umat Beragama Bersatu di Teluk Patipi

    Keindahan Alam dan Harmonisasi Umat Beragama Bersatu di Teluk Patipi

    Berburu Sunset Di Pantai Lampu Satu Merauke

    Berburu Sunset Di Pantai Lampu Satu Merauke

    Pulau Ahe, Surga Kecil di Lepas Laut Nabire

    Pulau Ahe, Surga Kecil di Lepas Laut Nabire

    Berburu Sunrise dan Sunset di Dermaga Kaipuri, Pulau Kurudu

    Berburu Sunrise dan Sunset di Dermaga Kaipuri, Pulau Kurudu

    Menikmati Cantiknya Pulau Nau di Waropen

    Menikmati Cantiknya Pulau Nau di Waropen

  • Berita Papua
    mesak nawipa

    Mahasiswa Papua Meninggal Dalam Pesawat

    Mengenang Tragedi “Uncen Berdarah”

    Mengenang Tragedi “Uncen Berdarah”

    susi air

    Penerbangan Menuju Puncak Jaya Dihentikan

    Mampir ke Nabire, Jangan Lupa Beli Jeruknya

    Mampir ke Nabire, Jangan Lupa Beli Jeruknya

    SD sorong

    Aktivitas SD di Sorong Dibubarkan Aparat Satgas Covid-19

    KRI Tarakan 905

    KRI Tarakan-905 Tiba di Sorong

    Space X

    Masyarakat Biak Marah Presiden Jokowi?

  • Nasional
  • Internasional
  • Berita Unik
  • Teknologi
  • Wisata dan Kuliner
    telaga sarawandori

    Kalau ke Serui, Jangan Lupa Mampir di Telaga Sarawandori

    Yen Beba, Serpihan Surga di Kabupaten Manokwari

    Yen Beba, Serpihan Surga di Kabupaten Manokwari

    Pantai Harlem, Kesederhanaan Dan Kekayaan Lain Alam Papua

    Pantai Harlem, Kesederhanaan Dan Kekayaan Lain Alam Papua

    Satu Lagi Keajaiban Papua, Telaga Biru Wopersnondi di Biak Timur

    Satu Lagi Keajaiban Papua, Telaga Biru Wopersnondi di Biak Timur

    Keindahan Alam dan Harmonisasi Umat Beragama Bersatu di Teluk Patipi

    Keindahan Alam dan Harmonisasi Umat Beragama Bersatu di Teluk Patipi

    Berburu Sunset Di Pantai Lampu Satu Merauke

    Berburu Sunset Di Pantai Lampu Satu Merauke

    Pulau Ahe, Surga Kecil di Lepas Laut Nabire

    Pulau Ahe, Surga Kecil di Lepas Laut Nabire

    Berburu Sunrise dan Sunset di Dermaga Kaipuri, Pulau Kurudu

    Berburu Sunrise dan Sunset di Dermaga Kaipuri, Pulau Kurudu

    Menikmati Cantiknya Pulau Nau di Waropen

    Menikmati Cantiknya Pulau Nau di Waropen

No Result
View All Result
Harian Papua
No Result
View All Result
Home Berita Unik

Tentang Sebutan “Pace Mace”, Pergeseran Makna, Dan Kebanggaan

Harian Papua by Harian Papua
26 Juli 2020
in Berita Unik
3 min read
0
Tentang Sebutan “Pace Mace”, Pergeseran Makna, Dan Kebanggaan

Anak-anak kecil di Papua

Bagikan di FacebookBagikan di Twitter

HarianPapua.co – Bagi orang asli Papua istilah atau sebutan Pace Mace sudah sangat familiar dan dekat dengan kehidupan sehari-hari. Kecuali saat menyebut nama, dua kata ini tidak asing di telinga kita karena hampir setiap hari digunakan sebagai panggilan untuk Pria dan Wanita Papua.

Meski terus digunakan dari waktu ke waktu, ternyata cukup sulit untuk menemukan data valid tentang dari mana asal muasal kata Pace dan Mace ini. Beberapa sumber yang ditemukan HarianPapua.co lewat pencarian singkat di internet, yang tentunya kebenarannya masih harus diuji lagi, menuliskan Pace Mace berasal dari bahasa Fak-fak yang berarti sebutan untuk Om dan Tante.

Sumber lainnya, masih di pencarian yang sama, justru memberi ruang lebih luas dengan menyebut panggilan Pace Mace dapat digunakan untuk memanggil orang yang lebih tua dari umur kita. Ini artinya dua kata tersebut tidak hanya terbatas di panggilan Om dan Tante.

So apapun itu, yang pasti masyarakat Papua mempercayai dua kata tersebut merupakan warisan turun temurun dari nenek moyang yang tetap eksis untuk digunakan saat ini sebagai budaya asli Papua.

Jika merujuk kembali ke sumber di atas, tentunya kita tak perlu heran karena pada kenyataanya panggilan Pace dan Mace ini memang lebih banyak dipakai, diucapkan, dan ditujukan untuk mereka yang berusia lebih dari 20 tahun. Panggilan ini sama maknanya dengan panggilan Mas Mbak nya orang Jawa.

Bedanya Pace dan Mace masih bisa digunakan untuk memanggil orang Papua yang usianya lebih dari 40 tahun. Sementara di Jawa, Mas dan Mbak sudah tidak berlaku lagi ketika seseorang memasuki usia tersebut, kecuali yang memanggilnya adalah pasangan sendiri atau saudara kandung, boleh-boleh saja.

Berita Lainnya  Mengenal Yogotak Humuluk Mutuk Hanorogo Dan Motto Lainnya Di Papua

Penggeseran Makna dan Kebanggaan

Di Papua, tariklah 20 atau 30 tahun ke belakang, bahkan tidak semua orang asli Papua suka dipanggil Pace atau Mace. Alasan penolakan yaitu bagi yang usianya masih muda, panggilan tersebut seperti menganggap mereka jauh lebih tua.

Panggilan Pace dan Mace kala itu juga belum sepopuler sekarang yang penyebarannya sangat cepat menyesuaikan perkembangan teknologi informasi, sehingga dalam penggunaannya beberapa orang masih canggung, malu-malu dan tidak percaya diri.

Namun ibarat pepatah, Lain Batu, Lain Karang, Lain Dulu, Lain Sekarang, situasi kini telah berbeda. Sebutan Pace dan Mace yang dulunya hanya digunakan dan ditujukan untuk para orang tua kini telah bergeser makna. Anak-anak di usia 15-25 tahun pun oleh teman sebayanya telah menggunakan Pace dan Mace sebagai panggilan.

Panggilan ini bukan berarti menganggap temannya lebih tua, bukan juga untuk menyindir temannya lewat sebutan tersebut, tapi lebih kepada kenyamanan dan keakraban yang sudah mulai tumbuh dalam penggunaan dua kata itu.

Pace dan Mace juga kini sudah seperti identitas. Tidak hanya orang asli Papua, mereka yang juga berasal dari suku pendatang namun sudah tinggal lama di Papua selalu bangga dan senang ketika: Dipanggil dan memanggil dengan sebutan Pace dan Mace.

Bahkan ketika mereka telah pulang ke kampung halamannya masing-masing, atau sedang merantau, lalu bertemu dengan teman lamanya di Papua, entah temannya orang Papua atau bukan, mereka tak segan dan bangga untuk menyapanya dengan panggilan Pace atau Mace.

What’s your Reaction?
+1
+1
+1
+1
+1
+1
+1
Facebook Twitter Email
Tags: Berita PapuaBerita UnikVisit Papua

Discussion about this post

#TrendingTopic

  • Ricuh Di Mimika, Peluru Nyasar Tembus Dada Seorang Warga

    Ricuh Di Mimika, Peluru Nyasar Tembus Dada Seorang Warga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Adiknya Tewas, Edo Kondologit Marah Besar ke Polisi

    253 shares
    Share 253 Tweet 0
  • Penerbangan Menuju Puncak Jaya Dihentikan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Persipura “Ngambek” Karena Surat Terlambat Dibalas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Adik Ipar Edo Kondologi Ditembak Sebelum Meninggal

    32 shares
    Share 32 Tweet 0
Harian Papua

Melihat lebih dekat tentang budaya, alam, kuliner dan berbagai peristiwa terkini di Bumi Cenderawasih

  • Disclaimer
  • T & C
  • Privacy & Policy

© 2016 - 2021 Harian Papua - Lebih Dekat Lebih Papua

No Result
View All Result
  • Berita Papua
  • Nasional
  • Internasional
  • Berita Unik
  • Teknologi
  • Wisata dan Kuliner

© 2016 - 2021 Harian Papua - Lebih Dekat Lebih Papua

Go to mobile version