HarianPapua.co – Kasus tabrakan maut di Kota Jayapura yang dilakukan tersangka Wakil Bupati Yalimo Erdi Dabi menunjukan angka konsumsi minuman beralkohol di Kota Jayapura terus menanjak dan terus pula memakan korban. Perilaku tak tahu diri dari masyarakat yang suka menegak minuman keras dilanjutkan dengan berkendara dalam keadaan mabuk selalu berulang kali terjadi dan memakan korban yang tak bersalah di jalanan.
Pemerintah Kota Jayapura pun disorot atas peristiwa yang merenggut nyawa salah seorang Polwan cantik yang bertugas di Propam Polda Papua tersebut. Akademisi Universitas Cenderawasih Marinus Yaung, mengatakan Pemerintah Kota Jayapura sepertinya tidak peduli dengan masyarakatnya sendiri akibat karena kejadian tersebut sudah berulang kali terjadi.
Marinus mengungkapkan bahwa pembatasan minuman keras bagi masyarakat di Kota Jayapura selama ini hanya isapan jempol belaka mengingat tragedi yang sama masih saja terjadi dan memakan korban yang tidak sedikit.
“Kejadian orang Papua bawa mobil atau motor dalam keadaan dikuasai minuman keras atau mabuk, dan tabrak orang mati di tempat, sudah berkali-kali terjadi di Kota Jayapura. Pemerintah sepertinya tidak peduli dengan nyawa warganya,” kritik Marinus, Kamis (17/09).
Ia menambahkan sebenarnya Pemerintah sudah tahu bahwa kebiasaan masyarakat Papua sudah sulit lepas dari miras, harusnya diberikan aturan jelas dengan pembatasan dan hukuman yang tegas bagi pelanggar-pelanggar aturan tersebut. Namun dalam pandangan Marinus, Pemerintah Kota tidak mampu dan terkesan membiarkan masyarakat kota mati karena miras.
“Sudah tahu banyak uang di tangan orang Papua, dihabiskan hanya untuk miras dan urusan selangkangan, jadi perlu ada peraturan daerah yang tegas dan ketat terhadap masalah miras dan selangkangan, agar ada pengawasan yang ketat dan tegas terhadap komunitas tersebut. Atau lebih tegas, bebaskan kota Jayapura dari bisnis minuman keras kejadian ini harus jadi perhatian serius pemkot,” tambahnya.
Kelalaian Pemerintah Kota Jayapura dengan minimnya pengawasan dari Dewan Perwakilan Rakyat Kota Jayapura terhadap peredaran miras di Kota Jayapura membuat Kota Jayapura lama kelamaan menjadi sarang pemabuk dengan korban-korban jiwa yang semakin banyak. Ironisnya, Pemerintah Kota Jayapura sudah memilih slogan “Membangun Kota Untuk Kemuliaan Tuhan“, namun justru miras yang membuat masyarakat hidup jauh dari Tuhan malah tumbuh subur dan dibiarkan saja di Kota Jayapura.
Discussion about this post